LITERATURSULTRA.COM- Mayoritas jalan provinsi di wilayah Kabupaten Buton Utara (Butur) kondisinya rusak parah.
Jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Butur dengan Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara (Sultra) atau poros Ereke-Baubau masih memprihatinkan. Begitu pula ruang yang menghubungkan Butur dengan Kabupaten Muna (Ronta-Maligano)
Sebagian besar ruas jalan mengalami kerusakan, sehingga pengendara yang melintas harus lebih berhati-hati.
Kala musim hujan, ruas jalan yang mengalami kerusakan menjadi licin dan berlumpur. Begitu pula sebaliknya, ketika musim kemarau datang, jalan rusak yang semula licin dan berlumpur menyisakan gelobang disertai debu.
Potret buram infrastruktur jalan di utara Pulau Buton ini sudah bertahun-tahun dan terbilang kurang mendapat perhatian.
Keluhan masyarakat terkait akses transportasi darat tersebut terus disuarkan.
Olehnya itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buton Utara meminta Pemporv Sultra untuk membenahi jalan menjadi gawean Pemprov Sultra tersebut.
Anggota DPRD Buton Utara, Muh. Trisna Jaya mencatat, jalan provinsi di daerah setempat membentang sepanjang 122,6 KM kilometer (km). Dari total tersebut, jalan provinsi dalam kondisi baik sepanjang 42 km, rusak ringan 2 km dan rusak berat 78,6 KM.
“Berdasarkan data yang diperoleh DPRD Butur, Jalan provinsi kondisi bagus sepanjang 42 KM, rusak ringan 2 KM dan rusak berat 78,6 KM dari 122,6 KM jalan provinsi. Tahun, 2020 kondisi jalan yang masih baik tercatat sepanjang 380,213 km atau 60,08 persen. Sedangkan kondisi rusak 252,618 km, dari total panjang jalan kabupaten 632,831 km,” terang Trinsa Jaya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Buton Utara itu menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Lipu Tinadeakono Sara dan tercapainya konektivitas antar wilayah, pemerintah telah menetapkan target pembangunan infrastruktur jalan.
Karena infrastruktur jalan sangat berpengaruh pada kegiatan distribusi dan logistik yang merupakan urat nadi kehidupan ekonomi, politik, sosial-budaya dan pertahanan keamanan nasional, serta penghubung antar daerah
Selain itu, infrastruktur jalan dapat menopang sektor transportasi yang dapat memperlancar arus distribusi barang dan jasa, mobilisasi manusia, aksesibilitas antar wilayah, serta berperan dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia.
“Studi menunjukkan, jika hendak memakmurkan rakyat dan menaikkan pertumbuhan ekonomi, maka yang harus dilakukan adalah memperbaiki jalur distribusi, dan jalur distribusi utama adalah jalan. Karena itu kualitas jalan adalah kualitas perekonomian bangsa,” jelasnya.
Menurut Ketua Bappilu PKB Buton Utara itu, saat ini jaringan jalan di Indonesia masih di bawah capaian kemantapan jalan yang telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran infrastruktur nasional, rendahnya kualitas hasil pekerjaan perkerasan jalan, minimnya penguasaan teknologi perkerasan jalan, terbatasnya pasokan aspal nasional dan kualitas material aspal yang fluktuatif, dan sebagainya. (Adv)