LiteraturSultra.com – Pemerintah Kabupaten Buton Utara (Butur) terus berupaya mengembangkan sektor pariwisata.
Salah satu cara mewujudkan itu, dengan menjalin kerja sama dengan Politeknik Pariwisata Bali, menyelenggarakan pelatihan teknis pariwisata dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkab Butur yang membidangi pariwisata dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Pelatihan ini dijadwalkan mulai 22 November sampai 3 Desember 2022, secara daring atau online dan offline di Bali.
Bupati Butur Muhammad Ridwan Zakariah, sangat mengapresiasi terselenggaranya pelatihan tersebut.
Ia menuturkan, peningkatan perekonomian masyarakat senantiasa menjadi fokus dalam mewujudkan Buton Utara yang maju, adil dan sejahtera. Terlebih situasi pandemi Covid-19 sempat memukul mundur perekonomian Indonesia tidak terkecuali Buton Utara, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 mencapai 5,03%, mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar 2,04%.
Sebagai upaya pemulihan dan peningkatan ekonomi, sektor pariwisata menjadi harapan besar penggerak ekonomi masyarakat dan daerah.
“Karena di daerah bahwa sektor pariwisata banyak memberi dampak positif terhadap sektor-sektor perekonomian kita. Walaupun juga diakui bahwa sektor pariwisata banyak dipengaruhi oleh sektor-sektor lain,” ucap Ridwan dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan teknis pariwisata dasar, Selasa (22/11/2022).
Perubahan tren perjalanan wisata, lanjutnya, memberi peluang besar bagi Kabupaten Buton Utara. Dengan bentang alam yang indah serta potensi sumber daya alam yang variatif, sangat mendukung aktivitas pariwisata daerah setempat.
Sebagai contoh, wisata dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, hutan hujan tropis yang menjadi lokasi penelitian mahasiswa mancanegara dan kawasan manggrove yang luasnya mencapai 17 ribu hektare serta beberapa benteng peninggalan sejarah di masa lampau, dapat dijadikan sebagai wisata petualangan.
Butur juga memiliki beberapa pantai yang memiliki karakteristik tebing dan berapa spot diving dengan panorama bawah laut yang indah serta biota laut sangat beragam.
“Sedangkan wisata pedesaan kita memiliki desa dengan karakter budaya masyarakat yang unik seperti suku Bajo dan lain sebagainya,” lanjutnya.
Pelatihan dasar bidang pariwisata ini menurutnya sangat penting selain sebagai bentuk penyegaran juga sebagai peningkatan keterampilan dan wawasan bidang pariwisata, khususnya ASN.
Pihaknya berharap, pelatihan teknis ini dapat menciptakan ASN yang andal dalam sektor pariwisata karena ASN adalah perumus kebijakan (regulator). Ia pun optimis, ke depan pariwisata Butur bakal mampu mengimbangi kemajuan dan perkembangan zaman dan mampu menjadi agen perubahan dengan menerapkan 3C yaitu credibility, confident, dan calibration yang dapat menunjukkan ASN yang punya kemampuan standar regional global. (*)