Literatursultra.com – Ketua Komisi lII DPRD Provinsi Sultra, Suwandi Andi memberikan klarifikasi atau penjelasan terkait video yang beredar di media sosial, saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan masyarakat dan PT Tiran Indonesia, Senin (15 Mei 2023).
Suwandi mengatakan, RDP tersebut semula berjalan dengan lancar dan familiar. Mulai dari dibukanya rapat, sampai pada penyampaian aspirasi oleh para pembicara.
“Pertama kita buka sangat familiar sekali, sangat bagus sekali. Juru bicaranya ok, kemudian pembicara kedua sangat familiar sekali dan substansif pembicaraannya. Pembicara ketiga mencoba mengangkat tentang mengapa tidak dimasukkannya agenda smelter,” kata Suwandi, dalam keterangannya, Rabu (17/5/2023).
Dalam RDP itu, pihaknya hanya membahas dua agenda pokok yakni terkait pembebasan lahan dan ketenagakerjaan.
Dirinya selaku pimpinan rapat tidak membahas smelter, karena di RDP itu hanya dua agenda pokok (pembebasan lahan dan ketenagakerjaan) yang diamanatkan oleh pimpinan. “Sehingga saya tidak bisa keluar dari substansi itu,” jelasnya.
Dari situ, lanjut Suwandi, muncullah perdebatan. DPRD tidak ingin membahas smelter sedangkan peserta menginginkan hal tersebut masuk dalam agenda pembahasan RDP.
Karena rapat tidak menemui titik temu, maka Suwandi menskors RDP tersebut. Setelah rapat diskorsing, ada salah satu anggota DPRD yang mengetuk meja. Peserta bereaksi, dan terjadi saling kejar-kejaran. “Alhamdulillah tidak ada kontak fisik,” tambahnya. Menurut Suwandi, hal itu merupakan sebuah dinamika.
Suwandi menegaskan pula bahwa video yang beredar itu tidak utuh, yang sesungguhnya harus diperlihatkan semua dari awal rapat hingga akhir.
“Supaya publik bisa melihat bahwa kami yang arogansi atau siapa yang arogan?, saya hanya mempertahankan bahwa tidak mungkin saya keluar dari dua pokok agenda itu, karena itu adalah tugas saya yang dilimpahkan dari pimpinan ke komisi III, I, dan IV,” tandasnya. (*)